Riuh suara bising gerombolan manusia terdengar dari setiap arah bercampur dengan suara deru mesin kereta api yang datang dan pergi silih berganti. Jam menunjukkan pukul 16.07 WIB, sore itu saya duduk menunggu kedatangan kereta api jurusan medan-binjai, berbekal ponsel dan minuman dingin saya mencoba meredam suara-suara bising yang membuat telinga tak nyaman dengan membaca sebuah antalogi tentang perjalanan melintasi nusantara. Beberapa cerita yang saya baca mampu membuat setengah dari alam bawah sadar saya melayang mengarungi imajinasi. Beberapa tempat yang tersaji dalam antalogi yang saya baca mampu membuat saya takjub dan bermimpi dapat pergi ke sana suatu hari nanti. Teluk Tomini di Gorontalo, desa adat Wae Rebo di Flores dan beberapa tempat yang dideskripsikan dengan sangat detail dan gaya bahasa yang sederhana membuat saya larut dan sukses membunuh rasa penat karena menunggu. Beberapa kali saya melirik jam di layar ponsel, kini waktu sudah menunjukkan waktu 16.45 WIB. Tiket k...
Meninggalkan cerita pada setiap jejak langkah bukan untuk disesali tapi untuk disyukuri