Langsung ke konten utama

Postingan

Intermezzo : Ucapkan Setiap Hari "Aku Bersyukur..."

Syukur adalah sebuah hal yang diidamkan banyak orang untuk bisa dirasakan dengan sangat mudah, tetapi kenyataannya tidaklah mudah. Rasa syukur adalah perasaan yang wajib manusia miliki agar tetap hidup membumi, agar tetap merasa cukup dengan apa yang telah dimiliki, agar senantiasa berterimakasih dan merasa beruntung dengan segala hal yang terjadi dalam hidup. Hari Jum'at sore setelah saya dan Zahra selesai mengunjungi salah satu festival yang diadakan di Senayan kami pulang ke rumah kami masing-masing. Zahra menggunakan Commuter Line jurusan Bogor, sedang saya menaiki Commuter Line jurusan Tanah Abang untuk selanjutnya turun di Duri dan berpindah kereta jurusan ke Tangerang. Perjalanan sore itu cukup melelahkan untuk saya, naik kereta dari Stasiun Duri menuju Tangerang, saya harus sedikit berdesakkan dan berebut tempat duduk karena padatnya penumpang saat itu. Perjalanan dengan kendaraan umum memang tidak pernah nyaman dan tidak pernah mudah. Terkadang harus berdesa...
Postingan terbaru

Gunung Sibuatan Part 3 : Puncak Bukan Segalanya

Melanjutkan kisah sebelumnya... Saya dan Zahra berdiam diri, membaca banyak doa sembari berpegangan tangan untuk menghangatkan jari-jari kami yang mulai terasa membeku. Dalam sunyi malam saat itu, kami hanya bisa berharap teman-teman kami yang lain dapat segera menyusul kami. Sesekali suara kehidupan dari atas sana terdengar dan sesekali kami coba untuk memanggil meski hasilnya tetap nihil. Tidak ada satupun yang dapat mendengar kami. Zahra kembali menyenteri jalur yang baru saja kami lalui, masih gelap, tak ada satupun bayangan manusia yang terlihat. Lagi-lagi hanya suara angin dan lantunan Ayat Suci Al-Qur'an yang terdengar dari handphone milik Zahra. Tangan kami masih terus berpegangan, bahkan semakin erat. Malam itu kami mungkin telah pasrah, namun masih tetap berdoa dalam hati agar tetap kuat sampai akhirnya bisa berkumpul kembali bersama teman-teman kami. Dengan udara yang semakin dingin menusuk tulang dan peralatan kami yang seadanya, kami sadar bahwa s...

Gunung Sibuatan Part 2 : Kami Berada di Tengah Sepi

Melanjutkan kisah sebelumnya... Setelah sekitar hampir satu jam kami beristirahat, kami kembali memulai pendakian. Dari shelter 4 menuju shelter 5 memiliki jalur yang bisa dibilang cukup extreme . Jalur dengan tanjakan yang terbuat dari akar-akar besar dan tinggi membuat kami menelan ludah dibuatnya belum lagi udara semakin dingin perlahan mulai terasa menusuk sampai ke tulang dan saya pun semakin resah memikirkan keadaan kaki saya yang sering kumat-kumatan. Sebelum melanjutkan pendakian tak lupa kami berdoa dalam hati kami masing-masing memohon kepada Sang Pencipta agar diberi keselamatan dalam perjalanan mengingat kami kembali mendaki diwaktu hampir gelap. Setelah mengemas barang-barang dan mempersiapkan diri, kami mulai mendaki dengan ritme sedikit cepat. Formasi masih sama dengan sebelumnya, tetap Apis dan Iqmal di depan saya dan Zahra, sementara Insan bersiaga di belakang kami berdua. Dengan tracking pole di tangan sebelah kanan, saya mulai menanjaki akar-akar...