Tangkahan merupakan salah satu tempat
wisata yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Tangkahan berada di
Ds. Batang Serangan Kab. Langkat, Sumatera Utara. Tempat ini merupakan salah
satu ekowisata di Sumatera Utara. Salah satu tempat yang selanjutnya menjadi
tujuan saya untuk melakukan perjalanan mengenal alam bebas. Salah satu referensi
tempat yang menurut saya sangat menarik.
Dari beberapa artikel yang saya dapat, timbul pertanyaan dalam benak saya ketika melihat beberapa judul yang tersaji. “The Hidden Paradise”, adalah kalimat yang membuat saya penasaran dengan tempat tersebut. Kalimat yang membuat hati saya bergemuruh untuk bisa segera menginjakan kaki di sana. Dengan lagi-lagi berbekal pengetahuan lewat beberapa ulasan artikel di internet yang saya dan teman-teman saya temukan, kami akhirnya memutuskan untuk pergi ke Tangkahan. Memulai perjalanan demi mencicipi surga yang tersembunyi di Sumatera Utara.
Sabtu 07 Oktober 2017 pukul 08.00 WIB, saya
dan seorang teman saya berangkat dari terminal Kabanjahe menggunakan bus menuju
Pinang Baris, Medan. Bus Borneo merupakan bus yang akan kami naiki menuju
Tangkahan. Bus ini hanya tersedia 2 bus. Bus yang pertama beroperasi sekitar
jam 10 siang dan yang kedua sekitar jam 12 siang. Karena satu dan lain hal saya
dan dua teman saya akhirnya menaiki bus keberangkatan kedua. Cukup lama kami
menunggu ditemani hujan yang cukup deras, akhirnya bus kami datang. Sekitar jam
setengah 1 siang kami baru menaiki bus tersebut. Setelah menaiki bus, ternyata
kami belum benar-benar berangkat, kami harus menunggu bus berhenti (ngetem)
untuk mencari penumpang. Sekitar jam 2 siang kami baru benar-benar berangkat
menuju Tangkahan.
Perjalanan menuju Tangkahan ditempuh sekita 3-4 jam. Perjalanan kami tempuh dengan cukup menguras tenaga, bagaimana tidak, jalanan menuju Tangkahan tidaklah mulus. Kontur jalan yang rusak dan berbatu membuat perjalanan sedikit memberikan sensasi yang cukup tidak menyenangkan untuk tubuh kami. Namun biarpun begitu, pemandangan di sepanjang jalan membuat kami sedikit melupakan lelah yang kami rasakan selama perjalanan.
Sekitar jam setengah 6 sore kami tiba di
Tangkahan. Satu hal yang membuat saya senang dan takjub ketika sampai di
Tangkahan. Tempat wisata ini benar-benar masih menjaga nuansa alam bebas yang
sunyi dan jauh dari keramaian. Dari pintu gerbang menuju visitor center
dan beberapa warung ataupun toko, jaraknya lumayan jauh. Kemudian, jarak antara
penginapan yang satu dan penginapan yang lain juga cukup jauh jika harus
ditempuh dengan berjalan kaki. Benar-benar tempat wisata yang berbeda dari
tempat wisata yang pernah saya kunjungi sebelumnya. Kami menginap di Tangkahan
Inn, salah satu penginapan yang kami dapatkan dari salah satu website
yang menawarkan berbagai macam penginapan di Tangkahan. Suasana penginapan yang
lagi-lagi sangat tenang, dari pintu masuk kami di suguhkan dengan pemandangan
Sungai Batang Serangan di depan mata serta hutan Gunung Leuser di seberangnya.
Setelah mendapat welcome drink dan istirahat sebentar sambil bermain
dengan beberapa kucing yang kami temui di sana, akhirnya kami beranjak untuk
menempati kamar kami yang sudah di pesan. Kamar yang berhadapan langsung dengan
Sungai Batang Serangan, saat itu hari sudah gelap sehingga kami tak bisa
menikmati pemandangan yang ada di depan kamar, namun mendengar suara aliran
Sungai Batang Serangan saja sudah cukup memanjakan teling kami yang sudah
terlalu penat mendengar bising dari keramaian dan aktifitas manusia di sekitar
kami.
Dari sunyi kami mendapat banyak pelajaran,
dari sunyi kami dapat merenungi hal yang kadang tak pernah terpikirkan, dari
sunyi kami dapat mengungkapkan apa yang tersimpan rapat. Pagi itu, 08 Oktober
2017 sebelum kami beranjak untuk melintasi setapak demi setapak alam yang
tersaji, di depan aliran Sungai Batang Serangan yang menenangkan kami duduk
bertiga membuka segala keluh kesah yang enggan untuk diutarakan. Diiringi
beberapa lagu syahdu dari Fourtwnty, Float, Payung Teduh, Banda Neira
dan beberapa grup lain, kami mencoba merefleksikan diri, memperbaiki lagi
tujuan hidup dari diri masing-masing, mencari makna dari segala permasalahan
hidup yang kami alami. Sepi mengajarkan kami untuk bisa bersikap lebih
manusiawi, ketika sedih maka kami akan menangis, ketika kami senang maka
kami akan tertawa, ketika kami tidak suka maka kami akan marah. Dari sepi kami
mencoba memaafkan diri kami di masa lalu, memaafkan kami yang mungkin saja
salah dalam menilai hidup, memaafkan kami yang mungkin saja pernah menyakiti
hati orang lain, memaafkan kami yang mungkin saja terlalu memaksakan diri
sendiri hingga tak lagi bisa merasa letih. Mencoba menarik napas dalam-dalam
membebaskan resah dan membuang segala sesuatu yang mengganjal dalam hati. Intermezzo
yang membuat kami bisa menjadi pribadi baru yang lebih baik, meskipun pada
akhirnya mungkin tak sebaik apa yang kami harapkan, kami hanya manusia biasa
yang sedang berusaha untuk bisa hidup dengan bahagia dan bijaksana.
Beberapa obrolan hangat membuat kami
sedikit hanyut terbawa perasaan. Dari alam saya benar-benar belajar banyak hal,
dari alam sedikit demi sedikit saya menemukan potongan-potongan jati diri.
Setelah mencoba untuk mengumpulkan semangat, kami akhirnya bersiap-siap untuk
melakukan penjelajahan kami. Kami dibawa menuju tempat registrasi, perjalanan
kami diawali dengan memandikan gajah-gajah dari konservasi di pinggiran Sungai
Batang Serangan. Ada sekitar hampir 10 gajah yang datang menemui kami para
wisatawan, di antara banyaknya wisatawan pagi ini, hanya kami bertiga yang merupakan
wisatawan lokal, selebihnya adalah wisatawan manca negara. Gajah-gajah tersebut
akhirnya datang dari seberang sungai bersama para pawang mereka. Setelah
sampai, kami dipersilahkan untuk memandikan mereka dengan sikat-sikat yang
telah disediakan serta memberi makan dengan pisang-pisang yang juga telah
disediakan.
Setelah puas memandikan, memberi makan dan
berfoto bersama gajah-gajah, kami melanjutkan perjalanan dengan tubing
di Sungai Batang Serangan. Melakukan tubing dengan jarak sekitar 3 km
yang ditempuh dalam waktu sekitar 2-3 jam. Menyusuri Sungai Batang Serangan
dengan menggunakan ban sambil memandangi keindahan alam yang disuguhkan,
melihat burung elang yang melintasi langit dengan sayapnya yang lebar,
benar-benar memanjakan mata kami saat itu. Ditengah-tengah perjalanan kami
singgah ke salah satu air terjun yang ada di Tangkahan. Air terjun yang
benar-benar asri, lengkap dengan airnya yang jernih dan batu-batu besar di
sekitarnya. Untuk mencapai air terjun tersebut kami harus melewati sungai kecil
yang berlumpur. Selanjutnya setelah menikmati sebentar air terjun tersebut, kami
melanjutkan perjalanan menuju tempat persinggahan selanjutnya. Di tempat
persinggahan selanjutnya, kami menuju air terjun yang dinamakan Air Terjun
Sungsang. Air terjun yang cukup besar namun tidak terlalu tinggi, untuk
mencapai ke tempat tersebut kami harus berjalan cukup jauh menyusuri aliran sungai
kecil dengan jalan yang kadang berlumpur, terkadang licin dan terkadang penuh
dengan kerikil-kerikil kecil yang tajam. Dengan bertelanjang kaki, kami harus
sedikit menahan sensasi rasa sakit pada telapak kaki akibat batu-batu yang
menusuk. Sesampainya di sana, kami beristirahat sebentar menikmati serta
mengabadikan air terjun yang ada di hadapan kami. Para tour guide menyiapkan
makan siang yang didekorasi dengan dekorasi unik. Makanan sederhana namun
sangat nikmat, ditambah lagi dengan keadaan sekitar yang tenang dan benar-benar
indah dipandang oleh mata. Setelah selesai menyantap suguhan makan siang, kami
berenang menikmati segar dan jernihnya Air Terjun Sungsang, memuaskan diri
bercengkrama dengan alam.
Memang benar adanya, surga yang tersembunyi.
Perjalanan yang singkat namun cukup bisa memuaskan batin. Perjalanan kali ini
hanya sebagian kecil saja surga Tangkahan yang bisa kami cicipi, jika punya
waktu lebih, mungkin akan ada kejutan-kejutan lain dan surga-surga tersembunyi
lainnya yang bisa kami temui. Informasi dari guide dan seorang teman yang kami
kenal dari perjalanan kali ini mengatakan bahwa masih ada beberapa air terjun
lagi di Tangkahan yang tidak kalah cantik, lanjutnya, jika kami tracking lebih
jauh lagi ke dalam hutan, kami bisa menemukan goa kelelawar yang bisa kami
pakai untuk berkemah dan goa kambing yang tak kalah bagusnya. Selain itu kami juga bisa menemukan
hewan-hewan liar di dalam hutan dan jika beruntung mungkin saja kami bisa
menemukan harimau atau gajah liar yang kebetulan sedang lewat. Sayang situasi
berkata lain, pada kesempatan kali ini waktu yang kami punya tidak banyak
sehingga harus puas hanya dengan waktu penjelajahan yang singkat. Namun,
meskipun begitu saya bersyukur bisa menikmati sedikit keindahan dari surga di
Sumatera Utara ini, semoga saja pada kesempatan yang lain saya memiliki banyak
waktu untuk mengeksplor Tangkahan lebih lama.
Baca cerita di atas bikin nyaman dan tenang. Untung, biaya perjalanan gak disebut, jadi tetep tenang.
BalasHapusThankyou buat apresiasinya teman SD :D
Hapus